PORTRAYING THE TRACT OF ISLAM IN EMPOWERING THE DYNAMICS OF THE POTENTIAL OF MARITIME NUSANTARA THROUGH THE SPICE ROUTE PERSPECTIVE

Budi Sulistiono, Misri A. Muchsin

Abstract


Abstract: The increasing influence of Islam in the archipelago was marked by the establishment of a number of sultanates. Based on the fact of the significant existence of the sultanate it is may indicate as evidence of political power. In the footsteps of Islam Nusantara, political power was achieved after great successes in building economic power, education, cultural-intellectual networks. Therefore, the stage of the traces of Islam Nusantara is not an event that is considered strange. Until the 17th century AD, there were even a number of sultanates on the islands of Java, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, and Nusa Tenggara. The spread of the existence of a number of these sultanates in a relay as evidence of the results of the exemplary performances of a number of sultanates that had existed before. The approach used in this paper is a historical approach by utilizing study materials from historical literature. In compiling historical facts, it is guided by a logical framework arrangement according to chronological order. The conclusion is that, thanks to the wealth and social forces empowered by Muslim communities in various places in the archipelago, they can play political roles in political entities as evidenced by the birth of a number of Sultanates. This historical fact, at least strengthens Anthony Reid's theory, that the maritime economy is an indicator of maritime trade that unites trade routes with the formation of port cities as international trade routes.

Keywords: empowerment, trade, maritime, Islamic Sultanate in the archipelago

Abstrak: Pengaruh Islam yang semakin signifikan di Nusantara ditandai dengan berdirinya sejumlah kesultanan. Sudah saatnya keberadaan kesultanan dimaknai sebagai bukti kekuatan politik. Dalam jejak Islam Nusantara, kekuatan politik diraih setelah sukses besar membangun kekuatan ekonomi, pendidikan, jaringan budaya-intelektual. Karena itu, pentas jejak-jejak Islam Nusantara bukanlah peristiwa yang dianggap aneh. Hingga abad ke-17 M, bahkan ada sejumlah kesultanan di pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara. Tersebarnya keberadaan sejumlah kesultanan ini secara estafet sebagai bukti hasil pertunjukan keteladanan sejumlah kesultanan yang telah ada sebelumnya. Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan sejarah dengan memanfaatkan bahan kajian dari literatur sejarah. Dalam menyusun fakta sejarah berpedoman pada susunan kerangka logis menurut urutan kronologis. Kesimpulannya, berkat kekayaan dan kekuatan sosial yang diberdayakan oleh komunitas Muslim di berbagai tempat di Nusantara, mereka dapat memainkan peran politik dalam entitas politik yang dibuktikan dengan lahirnya sejumlah kesultanan. Fakta sejarah ini, setidaknya memperkuat teori Anthony Reid, bahwa ekonomi maritim merupakan indikator perdagangan maritim yang menyatukan jalur perdagangan dengan terbentuknya kota-kota pelabuhan sebagai jalur perdagangan internasional.

Kata Kunci: pemberdayaan, perdagangan, maritim, Kesultanan Islam di Nusantara


Full Text:

PDF

References


Abdullah, Taufik (ed.), Agama dan Perubahan Sosial, Jakarta : Rajawali Press. 1985.

Alfian.Teuku Ibrahim, Mata Uang Emas Kerajaan-Kerajaan Di Aceh, Banda Aceh: Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Museum Daerah Istimewa Aceh, 1979.

Ambari, Hasan M., Menemukan Peradaban: Jejak Arkeologis dan Historis Islam Indonesia, Jakarta: Logos, 1998.

Ambari, Hasan M., “Peranan Beberapa Bandar Utama di Sumatera Abad 7-16 M. dalam Jalur Sutera Melalui Lautan”, Kalpataru Majalah Arkeologi, edisi Saraswati Esai-Esai Arkeologi, No. IX, 1990, 61.

Azra, Azyumardi, Jaringan Global dan Lokal Islam Nusantara, Bandung: Mizan, 2002.

Azra, Azyumardi, Renaissans Islam Asia Tenggara, Bandung: Rosydakarya, 1999.

Braudel, Fernand, The Mediterranean and Medditerranean World in The Age of Philips II, vol. I, New York: Harper Colophon Book, 1976.

Graaf, H.J. de, “De Regering van Panembahan Senopati Ing Alaga” dalam Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal, Land en Volkenkunde, SGravenhage P: Martinus Nijhoff, 1954.

Gin, Ooi Keat, (Ed), Southeast Asia; A historical Encyclopedia From Ankor Wat to East Timor, California: ABC – CLIO, Inc, 2004.

Hadi, Amirul, “Aceh and Portuguese; A Study of the Struggle of Islam in Southeast Asia, 1500-1579”, Tesis, Canada: McGill University, 1992.

Hakim, Lukman, “Military Alignment Kerajaan Aceh Darussalam Dan Kerajaan Usmani Tahun 1562-1640 M”, Dissertasi, SPS-UIN Jakarta, 2021.

Hall, Kenneth R., Maritime Trade and State Development in Early Southeast Asia, Honolulu: University of hawai Press, 1985.

Hamid, Ismail, Kesusastraan Indonesia Lama Bercorak Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna cet. 1, 1989.

Hamka, Sejarah Ummat Islam, vol.IV, Jakarta : Bulan Bintang, 1981.

Han, Knapen, Forest of Fortune: The Environmental History of Southeast Borneo 1600-1880, Leiden: KITLV Press, 2001.

Horikoshi, Kyai Dan Perubahan Sosial, (terj.), P3M, Jakarta, 1987.

Hasjmy. A., Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia, Bandung: Al Ma’arif, 1981.

Hasjmy. A., Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia: Kumpulan Prasarana Pada Seminar di Aceh, Bandung: al-Ma’arif, 1993.

Hill, A.H., “Hikayat Raja-raja Pasai”, Journal of the Malayan Branch Royal Asiatic Society, XXXIII, No 2, 1960.

Hirth dan Rockhill dalam Chau-Ju-Kua, Chau Ju-Kua: His Work on the Chinese and Arab Trade in the Twelfth and Thirteenth Centuries, entitled ChuFan-Chi, terj. Friedrich Hirth dan W. W. Rockhill, St. Petersburg: The Imperial Academy of Sciences, 1911.

Kartodirdjo, Sartono, “Berkunjung ke Banten Satu Abad Yang Lalu (1879-1888)”, makalah disampaikan dalam Seminar Sejarah Perjuangan KH Wasyid dan Para Pejuang Banten 1888, Serang 9-18 September 1988.

Knapen, Han, “Forest of Fortune : The Environmental History of Southeast Borneo 1600-1880”, Leiden: KITLV Press, 2001.

Kuntowijoyo, Paradigma Islam : Interpretasi untuk Aksi, Bandung: Mizan, cet.ke-3, 1991.

Leirizza, R.Z., “Peradaban dan kapitalisme di Asia Tenggara”, dalam Anthony Reid, Sejarah Modern Awal Asia Tenggara: Sebuah Pemetaan, terj. Sori Siregar (eds.), Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2004.

Mattulada,”Sulawesi di Sulawesi Selatan”, dalam Taufik Abdullah, (ed.), Agama dan Perubahan Sosial, Jakarta : Rajawali Press, 1985.

Mundardjito, Hasan Muarif Ambary, Hasan Djafar, “Laporan Penelitian Arkeologi Banten”, Berita Penelitian Arkeologi No.18, Jakarta,: 44, 1978.

Nayati, Widya. 2005. “Social Dynamics and Local Trading Pattern in the Bantaeng Region, South Sulawesi (Indonesia) circa 17th century”. A Thesis Ph.D. The Southeast Asian Studies Programme. National University of Singapore.

Noorlander, J.C., Bandjarmasin en de Compagnie in de Tweede Helft der 18de Eeuw, Leiden: Dubbledeman,1935.

Noorduyn, Islamisasi Makassar, (terj.), Jakarta : Bhratara, 1972.

Nur,Nahdia. et.al., “Perdagangan dan Ekonomi di sulawesi Selatan pada Tahun 1900-an sampai dengan 1930-an”, Jurnal Ilmu Budaya. Vol.4 No.1, (Juni 2016).

Patunru, Abdurrazak Daeng, , Sedjarah Gowa, Makassar: South Sulawesi Cultural Service, 1969.

Reid, Sejarah Modern Awal Asia Tenggara: Sebuah Pemetaan, terj. Sori Siregar (eds.), Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.

Saleh, M. Idwar, Banjarmasin, Bandung: KPPK Balai Pendidikan Guru, 1970.




DOI: http://dx.doi.org/10.30821/miqot.v46i1.899

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


I n d e x i n g :

              

 

 

MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman (P-ISSN: 0852-0720; E-ISSN: 2502-3616) by http://jurnalmiqotojs.uinsu.ac.id/index.php/jurnalmiqot/index is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Copyright �2023 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan. Powered by Public Knowledge Project OJS.

 View My Stats