PLURALISME HUKUM PERKAWINAN DI TAPANULI SELATAN

Ikhwanuddin Harahap

Abstract


Abstrak: Pluralisme hukum merupakan fenomena universal yang dialami oleh semua bangsa. Ia mencakup berbagai aspek kehidupan manusia seperti hukum, politik, dan ekonomi. Pluralisme hukum adalah keniscayaan yang harus diterima. Dalam bingkai pluralisme hukum, masyarakat dihadapkan pada berbagai pilihan hukum, yaitu hukum adat, hukum agama dan hukum negara, tidak terkecuali masyarakat Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara. Masyarakat di daerah ini juga mengalami pluralisme hukum dalam bidang perkawinan. Paling tidak, tiga sistem hukum bisa menjadi pilihan mereka atau bahkan dengan melakukan kombinasi antar hukum yang ada. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif fenomenologis untuk melihat bentuk relasi antar hukum yang hidup di tengah-tengah masyarakat Tapanuli Selatan. Temuan penelitian ini mendeskripsikan bahwa pada level tertentu, secara umum, keragaman hukum perkawinan merupakan sebuah harmonisasi, di mana masyarakat menggunakan dua sistem hukum bahkan lebih pada saat yang bersamaan. Namun ada kalanya pada situasi tertentu, keragaman hukum ini berubah menjadi “ketegangan”.

Abstract: Legal Pluralism on Marriage in South Tapanuli. Legal pluralism is an universal phenomenon experienced by all nations. He covers various aspects of human life, such as law, politics and economics. Legal pluralism is a necessity that must be accepted. In the framework of legal pluralism, people are faced with a variety of legal choices, namely customary law, religious law and state law. No exception is the South Tapanuli community of North Sumatra Province. Communities in this area also experience legal pluralism in the field of marriage. At least, there are three legal systems that can be choosed or by combining existing laws. This research was conducted with a phenomenological qualitative approach to see the form of inter-legal relations that lived in the midst of the community of South Tapanuli. The findings of this study describe that at a certain level, in general, the diversity of marital law is a harmonization, in which people use two legal systems even more at the same time. But sometimes in certain situations, the legal pluralism turns into “tension”.

Kata Kunci: pluralisme hukum, perkawinan, Mandailing, Tapanuli Selatan


Keywords


Pluralisme Hukum, Perkawinan

Full Text:

PDF

References


Beckmann, Franz Benda & Keebet von Benda-Beckmannn. “Changing One is Changing All: Dynamics in the Adat-Islam-State Triangle,” dalam The Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law, Vol. 38, 2006.

Beckmann, Keebet von Benda dan Bertram Turner. “Legal Pluralism, Social Theory, and the State,” dalam The Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law, Vol. 50, No. 3, 2018.

Birgit, Brauchler. “The Revival Dilemma: Reflections on Human Rights, Self-Determination and Legal Pluralism in Eastern Indonesia,” dalam The Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law, Vol. 42, 2010.

Ehrlich, Eugen. Fundamental Principles of the Sociology of Law. Walter L. Moll trans, 1936.

Harahap, E.St. Perihal Bangsa Batak. Jakarta: Bagian Bahasa Djawatan Kebudajaan, 1960.

Harahap, H.M.D. Adat Istiadat Tapanuli Selatan. Jakarta: Grafindo Utama, 1987.

Hasibuan, L.P. Pangupa: Buku Nenek Moyang Masyarakat Tapanuli Selatan. Medan: Mitraco, 1991.

Holden, Livia & Azam Chaudhary. “Daughters’ Inheritance, Legal Pluralism, and Governance in Pakistan,” dalam The Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law, Vol. 45, 2013.

Ja’far, Ja’far. “Respons Al Jam’iyatul Washliyah Terhadap Terorisme,” dalam Akademika: Jurnal Pemikiran Islam, Vol. 22, No. 1, 2017.

Jafar, Jafar. “Al Jam’iyatul Washliyah dan Problem Kepemimpinan Non Muslim dan Perempuan,” dalam Ahkam: Jurnal Ilmu Syariah, Vol. 17, No. 2, 2017.

John, Griffiths. “What is Legal Pluralism?,” dalam The Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law, Vol. 18, 1986.

Kirchmair, Lando. “Descriptive vs. Prescriptive Global Legal Pluralism: A Gentle Reminder of David Hume’s is–Ought Divide,” dalam The Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law, Vol. 51, 2019.

Kleinhans, Martha-Marie dan Roderick A Macdonald. “What is a Critical Legal Pluralism,” dalam Canadian Journal of Law and Society, Vol. 12 No. 2, 1997.

Merry, Sally Engle. “Legal Pluralism,” dalam Law and Society Review, Vol. 22, No. 1 1988.

Miharja, Deni. “Persentuhan Agama Islam dengan Kebudayaan Asli Indonesia,” dalam MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, Vol. XXXVIII, No. 1, 2014.

Murdan. “Pluralisme Hukum (Adat dan Islam) di Indonesia,” dalam Mahkama: Jurnal Kajian Hukum Islam, Vol. 1 No. 1, Juni 2016.

Ritonga, Syamsul Bahri. “Roppak Tutur Menurut Adat Angkola Sipirok,” dalam Media Forkala, Ed. 4 Tahun II 04. Medan: Forkala Sumut.

Salamuddin, Salamuddin. “Meneguhkan Islam Nusantara: Nahdlatul Ulama dan Falsafah Pendidikan Pesantren Musthafawiyah,” dalam Journal of Contemporary Islam and Muslim Societies, Vol. 3 No. 1, 2019.

Salim, Arskal. “Contemporary Islamic Law in Indonesia: Sharia and Legal Pluralism,” The Aga Khan University, Vol. 6, 2015.

Sbriccoli, Tommaso. “Legal Pluralism In Discourse: Justice, Politics And Marginality In Rural Rajasthan, India”, dalam The Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law, Vol. 45, 2013.

Siddik, Dja’far. “Dinamika Organisasi Muhammadiyah di Sumatera Utara,” dalam Journal of Contemporary Islam and Muslim Societies, Vol. 1, No. 1, 2017.

Siregar, Rukiah. Pelajaran Adat Tapanuli Selatan: Bona-Bona ni Partuturon. Medan: 1979.

Soiman, Soiman. “Gerakan Pembaruan Pendidikan Al Ittihadiyah di Sumatera Timur, 1935-1975,” dalam Journal of Contemporary Islam and Muslim Societies, Vol. 2 No. 2, 2018.

Swenson, Geoffrey. “Legal Pluralism in Theory and Practice,” dalam International Studies Review, Vol. 20, 2018.

Syahnan, Mhd. Contemporary Islamic Legal Discourse. Medan: IAIN Press, 2010.

Syahnan, Mhd. Hukum Islam dalam Bingkai Transdisipliner. Medan: Perdana Publishing, 2018.

Syahnan, Mhd. Modernization of Islamic Law of Contract. Jakarta: Badan Litbang & Diklat Departemen Agama RI, 2009.

Syahnan, Mhd. “Nahdlatul Ulama Scholar in Mandailing Land: A Biography of Shaykh Ali Hasan Ahmad ad-Dary,” dalam Journal of Contemporary Islam and Muslim Societies, Vol. 3 No. 1, 2019.

Tamahana, Brian Z. “Understanding Legal Pluralism: Past to Present, Local to Global,” dalam Sydney Law Review, Vol. 30, 2007.

Urinboyev, Rustamjon & Mans Svensson. “Living Law, Legal Pluralism, and Corruption in Post-Soviet Uzbekistan,” dalam The Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law, Vol. 45, 2013.

Zaki, M. “Arah Legislasi Hukum Islam di Indonesia dalam Perspektif Interaksi Agama dan Negara,” dalam MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, Vol. XLII, No.2, 2015.




DOI: http://dx.doi.org/10.30821/miqot.v43i1.656

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


I n d e x i n g :

              

 

 

MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman (P-ISSN: 0852-0720; E-ISSN: 2502-3616) by http://jurnalmiqotojs.uinsu.ac.id/index.php/jurnalmiqot/index is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Copyright �2023 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan. Powered by Public Knowledge Project OJS.

 View My Stats